Peran wakaf uang bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia salah satunya terwujud dalam bentuk permodalan yang berdampak pada peningkatan produktivitas sehingga dapat menjadi alternatif perbaikan ekonomi Indonesia.

Pemerintah telah mengeluarkan berbagai program dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan menjaga, mengelola, dan memperbaiki sumber-sumber finansial yang ada, termasuk wakaf. Saat ini keberadaan wakaf uang menjadi salah satu program sosial keuangan yang diharapkan menjadi alternatif solusi permasalahan ekonomi. Praktik wakaf saat ini meluas di berbagai negara sebagai pengaruh atas kesadaran potensi wakaf yang sangat besar. Negara-negara tersebut antara lain, Mesir, Saudi Arabia, Urdu, Malaysia, dan Indonesia. Wakaf tersebut tidak terbatas pada aset-aset yang tidak bergerak seperti tanah, sekolah, dan masjid, tetapi dikelola dalam berbagai aset-aset lain seperti uang, saham, sukuk, hingga hak kekayaan intelektual. Di Indonesia pemahaman wakaf tersebut terwujud dalam Undang-Undang Nomor 41 tentang Wakaf.

Kelebihan wakaf uang apabila dibandingkan dengan wakaf konvensional yang umumnya hanya berupa aset tak bergerak adalah dapat dilakukan oleh siapa saja, tidak seperti wakaf tanah dan bangunan yang membutuhkan dana yang tidak sedikit sampai dapat memiliki aset yang akan diwakafkan. Serta pemanfaatan yang fleksibel, melalui wakaf uang, aset wakaf disimpan bank dan menjadi modal usaha ataupun investasi, atau melalui wakaf saham syariah dari sebuah perusahaan, sehingga pemilik saham bisa terus mewakafkan hasil investasinya untuk kemaslahatan umat secara berkesinambungan (Aziz, 2008: Mannan, 2008).

 Potensi wakaf uang terus meningkat, oleh Nufzatutsaniah (2018) dijelaskan melalui penelitian yang dilakukan di yayasan Darun Najah Jakarta, bahwa kas keuangan terus bertambah dari tahun-ke tahun, yaitu Rp55.017.010.000,- di tahun 2005, hingga berjumlah Rp350.107.496.000,- pada tahun 2007. Darun Najah memanfaatkan aset wakaf untuk kepentingan pembangunan, pembiayaan beasiswa, pemberian bantuan kepada anak-anak yatim dan fakir miskin, serta program lainnya demi meningkatkan kesejahteraan. Hal tersebut berdampak pada pertumbuhan aset wakaf yang didukung serta oleh tata kelola aset wakaf yang baik, dan tingkat kepercayaan para wakif. Upaya tersebut menunjukkan bahwa wakaf memiliki potensi besar menjadi alternatif solusi dalam memperbaiki ekonomi di Indonesia.

Keberadaan nazhir berdasarkan UU wakaf mendukung pengelolaan dan pengembangan aset wakaf (jika wakif tidak mensyaratkan sesuatu) demi mencapai tujuan-tujuan wakaf. Keberhasilan nazhir dalam mengembangkan investasi, atau aset wakaf produktif lainnya terbagi menjadi dua bentuk keuntungan yaitu 10% untuk biaya operasional nazhir (maksimum) dan 90% sisanya diperuntukkan untuk mauquf alaih (orang miskin, anak yatim, atau mustahik lainnya sehingga manfaat wakaf bisa terus berkembang dalam jangka waktu yang lama, selama aset masih tetap dan terus dikembangkan dengan efek multiple wakaf. (Al-Arif, 2012). Berdasarkan total hasil pembagian tersebut, 90% hasil keuntungan investasi dapat dimanfaatkan baik untuk sektor ekonomi maupun sektor non-ekonomi (seperti sektor sosial dan pendidikan).

Wakaf uang yang dialokasikan di sektor ekonomi akan digunakan untuk membantu permodalan dalam berbagai bidang usaha, dengan harapan dapat meningkatkan produktivitas serta meningkatkan penawaran dan permintaan pasar yang berdampak pada perbaikan ekonomi indonesia. Sehingga harapannya ketika sektor ekonomi membaik, akan tercapai kesejateraan bagi berbagai lapisan masyarakat serta mendapatkan kesempatan menjadi wakif.

Skema pemodalan melalui pemanfaatan wakaf uang

Sumber: Penulis, 2022

Oleh: Ghifary Duyufur Rohman dan Faizatu Almas Hadyantari

Kutip artikel ini: 

Rohman, G.A & Hadyantari, F.A. (11 Februari 2023). Peran Wakaf Uang bagi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia: https://wacids.or.id/2023/02/11/peran-wakaf-uang-bagi-pertumbuhan-ekonomi-indonesia/

Referensi

Al Arif, M. Nur Rianto. Efek Multiplier Wakaf Uang Dan Pengaruhnya Terhadap Program Pengentasan Kemiskinan, Asy-Syir’ah Jurnal Ilmu Syari’ah dan Hukum. Vol. 46 No. I, January-June 2012 (P.302-304). 10.14421/ajish.2012.46.1.%p, 29 Januari 2023.

Aziz, Muhammad. Peran Badan Wakaf Indonesia (BWI) Dalam Mengembangkan Prospek Wakaf Uang Di Indonesia  JES Vol 1, No 2, Maret 2017 (P.16). http://dx.doi.org/10.30736/jesa.v2i1.14, 29 Januari 2023.

Purwanto, Erwan Agus. Mengkaji Potensi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) untuk Pembuatan Kebiiakan Anti Kemiskinan di Indonesia . Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Volume 10, Nomor 3, Maret 2007.  https://doi.org/10.22146/jsp.11009, 23 Januari 2023.

Mannan,  Muhammad Abdul. Beyond the Malaysian Twin Towers: Mobilization Efforts of Cash-Waqf Fund at Local, National and International Levels for Development of Social Infrastructure of the Islamic Ummah and Establishment of World Social Bank, paper presented at the International Seminar on Awqaf 2008 – Awqaf: The Social and Economic Empowerment of the Ummah, Persada Johor International Convention Center Johor Bahru, 11-12 August 2008, P 10. https://beautyofwaqf.files.wordpress.com/2011/12/drm_h5ye6qt92hqqg665aydvawqaf-2008.pdf, 23 Januari 2023.

 Nufzatutsaniah, Pengaruh Wakaf Produktif Terhadap Peningkatan Ekonomi Pesantren Darunnajah Jakarta . Jurnal Ilmiah Manajemen Forkamma Vol.1, No.3, May 2018, (P. 72–84). http://dx.doi.org/10.32493/frkm.v1i3.2550, 23 Januari 2023.UU No 41 Tahun 2004 tentang Wakaf dan Peraturan Pemerintah No 42 tahun 2006 tentang Pelaksanaan Wakaf. Jakarta: Departemen Agama RI Ditjen Bimas Islam, 2007. P 10-12. https://simpuh.kemenag.go.id/regulasi/uu_41_04.pdf, 23 Januari 2023.


0 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *